POWER GENERATION CLASS

MATERI PEMBELAJARAN LISTRIK "SEMANGAT DALAM BELAJAR"
Selamat Datang Di WebBlog "Power Generation Class"


DOWNLOAD SOFTWARE KONTROL INSTALASI GEDUNG
technoku_2@yahoo.co.id

Kamis, 30 Oktober 2008

K3

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Pengantar

SELALU ada resiko kegagalan (risk of failures) pada SETIAP AKTIFITAS pekerjaan. Dan saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan / potensi kecelakaan kerja harus dicegah / dihilangkan, atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya.

Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha

Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai berikut:
- Kelelahan (fatigue)
- Kondisi kerja dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition)

- Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya (pre-cause) adalah kurangnya training
- Karakteristik pekerjaan itu sendiri.

Secara garis besar, bahaya/resiko dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Bahaya/ resiko lingkungan

Termasuk di dalamnya adalah bahaya-bahaya biologi, kimia, ruang kerja, suhu, kualitas udara, kebisingan, panas/ termal, cahaya dan pencahayaan. dll.
2. Bahaya/ resiko pekerjaan/ tugas
Misalnya: pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan secara manual, peralatan dan perlengkapan dalam pekerjaan, getaran, faktor ergonomi, dll.
3. Bahaya/ resiko manusia
Kejahatan di tempat kerja, termasuk kekerasan, sifat pekerjaan itu sendiri yang berbahaya, umur pekerja, Personal Protective Equipment, kelelahan dan stress dalam pekerjaan,
pelatihan, dsb

PENYEBAB KECELAKAAN OLEH FAKTOR MANUSIA

No
Jenis penyebab kecelakaan
prosentase
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

Sikap Kerja yang tidak tepat

Kegagalan mengenal bahaya potensial

Kegagalan perkiraan jarak dan kecepatan

Sikap selalu menggampangkan

Sikap tidak bertanggung jawab

Kegagalan perhatian yang konstan

Rasa takut gagal

Penglihatan tidak sempurna

Gangguan-gangguan organis

Reaksi lambat

Tekanan darah tinggi

Rasa rendah diri

Tekanan mental dan rasa selalu was-was

Kelelahan phisik

Tidak berpengalaman

Perhatian terhadap lingkungan yang tidak sempurna

Lain-lain

14%

12%

12%

10%

8%

8%

6%

4%

4%

4%

2%

2%

2%

2%

2%

2%

6%

Contoh kejadian

Seringkali seseorang mengira dirinya telah berhasil “beradaptasi” dengan lingkungan yang bising manakala tidak merasa terganggu lagi dengan “tingkat kebisingan” yang pada awalnya sangat mengganggu dirinya. Jika hal yang sama terjadi pada anda, HATI-HATI! Mungkin fungsi pendengaran anda mulai terganggu...

Indikator adanya (potensi) gangguan kebisingan beresiko tinggi diantaranya:
1. Terdengarnya suara-suara dering/ berfrekuensi tinggi di telinga

2. Volume suara yang makin keras pada saat harus berbicara dengan orang lain

3. “Mengeraskan” sumber suara hingga tingkatan tertentu yang dianggap oleh seseorang sebagai kebisingan

PERLENGKAPAN DAN PERALATAN KESELAMATAN KERJA

1. Pakaian kerja

2. Sabuk pengaman (safety belt)

3. Topi atau helm pengaman (safety helmet)

4. Sepatu kerja

5. Alat penutup telinga

6. Sarung tangan

7. Kaca mata

8. Masker hidung

9. Alat bantu pernafasan (breathing apparatus)

10. Penutup dada untuk las listrik

11. Jas hujan


MEMBANGUN BUDAYA K3 DITEMPAT KERJA

1. Budaya K3 merupakan suatu proses perubahan perilaku yang diperlukan untuk mendukung tercapainya Zero Injury Rates.

2. Ada 4 tahapan dalam membangun budaya K3.

3. Tahapan pertama dinamakakan reactive atau natural instincts, artinya kita membutuhkan K3 s­etelah adanya kejadian/ cedera/ kecelakaan. Setiap orang menjadi sibuk setelah ada kecelekaan.

4. Tahapan kedua dinamakan Dependent, artinya kita melaksanakan K3 apabila disuruh atau sedang diawasi/ disupervisi oleh pimpinan kita.

5. Tahapan ketiga dinamakan Independent, artinya kita melaksanakan K3 hanya untuk kepentingan diri kita sendiri.

6. Tahapan keempat adalah Interdependent, artinya kita melaksanakan K3 bukan hanya untuk kita sendiri, akan tetapi kita akan saling mengingatkan/ memperhatikan apabila ada sesama rekan sekerja ada yang lupa/ lalai dalam menerapkan budaya K3.

7. Mengelola perubahan dimulai dari adanya rasa memiliki K3, Nilai-nilai K3 diterima sebagai bagian dari nilai korporasi perusahaan, adanya pemahaman semua kejadian/ cedera/ kecelakaan bisa dicegah, dan manusia adalah unsur yang paling kritis dalam suksesnya sebuah program K3.

8. Marilah kita membuka diri, baik sebagai pribadi, unit kerja, atau lebih luas lagi diperusahaan kita, pada saat ini kita berada pada tahapan K3 yang mana ?.


Tidak ada komentar:

IP Browser

Album Kita