KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pengantar
SELALU ada resiko kegagalan (risk of failures) pada SETIAP AKTIFITAS pekerjaan. Dan saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan / potensi kecelakaan kerja harus dicegah / dihilangkan, atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya.
Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha
- Kelelahan (fatigue)
- Kondisi kerja dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition)
1. Bahaya/ resiko lingkungan
2. Bahaya/ resiko pekerjaan/ tugas
Misalnya: pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan secara manual, peralatan dan perlengkapan dalam pekerjaan, getaran, faktor ergonomi, dll.
PENYEBAB KECELAKAAN OLEH FAKTOR MANUSIA
No | Jenis penyebab kecelakaan | prosentase |
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. | Sikap Kerja yang tidak tepat Kegagalan mengenal bahaya potensial Kegagalan perkiraan jarak dan kecepatan Sikap selalu menggampangkan Sikap tidak bertanggung jawab Kegagalan perhatian yang konstan Rasa takut gagal Penglihatan tidak sempurna Gangguan-gangguan organis Reaksi lambat Tekanan darah tinggi Rasa rendah diri Tekanan mental dan rasa selalu was-was Kelelahan phisik Tidak berpengalaman Perhatian terhadap lingkungan yang tidak sempurna Lain-lain | 14% 12% 12% 10% 8% 8% 6% 4% 4% 4% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 6% |
Contoh kejadian
Seringkali seseorang mengira dirinya telah berhasil “beradaptasi” dengan lingkungan yang bising manakala tidak merasa terganggu lagi dengan “tingkat kebisingan” yang pada awalnya sangat mengganggu dirinya. Jika hal yang sama terjadi pada anda, HATI-HATI! Mungkin fungsi pendengaran anda mulai terganggu...
Indikator adanya (potensi) gangguan kebisingan beresiko tinggi diantaranya:
1. Terdengarnya suara-suara dering/ berfrekuensi tinggi di telinga
3. “Mengeraskan” sumber suara hingga tingkatan tertentu yang dianggap oleh seseorang sebagai kebisingan
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN KESELAMATAN KERJA
1. Pakaian kerja
3. Topi atau helm pengaman (safety helmet)
4. Sepatu kerja
5. Alat penutup telinga
6. Sarung tangan
7. Kaca mata
8. Masker hidung
9. Alat bantu pernafasan (breathing apparatus)
10. Penutup dada untuk las listrik
11. Jas hujan
MEMBANGUN BUDAYA K3 DITEMPAT KERJA
1. Budaya K3 merupakan suatu proses perubahan perilaku yang diperlukan untuk mendukung tercapainya Zero Injury Rates.
2. Ada 4 tahapan dalam membangun budaya K3.
3. Tahapan pertama dinamakakan reactive atau natural instincts, artinya kita membutuhkan K3 setelah adanya kejadian/ cedera/ kecelakaan. Setiap orang menjadi sibuk setelah ada kecelekaan.
4. Tahapan kedua dinamakan Dependent, artinya kita melaksanakan K3 apabila disuruh atau sedang diawasi/ disupervisi oleh pimpinan kita.
5. Tahapan ketiga dinamakan Independent, artinya kita melaksanakan K3 hanya untuk kepentingan diri kita sendiri.
6. Tahapan keempat adalah Interdependent, artinya kita melaksanakan K3 bukan hanya untuk kita sendiri, akan tetapi kita akan saling mengingatkan/ memperhatikan apabila ada sesama rekan sekerja ada yang lupa/ lalai dalam menerapkan budaya K3.
7. Mengelola perubahan dimulai dari adanya rasa memiliki K3, Nilai-nilai K3 diterima sebagai bagian dari nilai korporasi perusahaan, adanya pemahaman semua kejadian/ cedera/ kecelakaan bisa dicegah, dan manusia adalah unsur yang paling kritis dalam suksesnya sebuah program K3.
8. Marilah kita membuka diri, baik sebagai pribadi, unit kerja, atau lebih luas lagi diperusahaan kita, pada saat ini kita berada pada tahapan K3 yang mana ?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar